Bebek & Ayam khas Pak Ndut, Jl. Yos Sudarso
Setiap kali dalam perjalanan pulang ke kantor, saya selalu ngelewatin warung kecil dengan spanduk-spanduk catchy ini. Tapi memang dasarnya ‘cari aman’, sampai suatu hari ketika ada temen yang merekomendasikan barulah berani mampir di warung pak Ndut ini.
Ternyata Oh Ternyata… Not Bad saudara-saudara! Warung yang terkesan rumahan dan jauh dari kesan glamor ini rupanya franchise dari Surakarta. Pak Ndut ini kabarnya sudah buka cabang ke-34 dan outlet yang berlokasi di Jl Yos Sudarso (Glugur) ini adalah satu-satunya yang ada di Medan. Yang nggak tahu jalan ke sana, lurus aja dari Nasi Nenek / Tenda Biru kurang lebih satu kilometer.
Nah, kembali ke urusan lidah. Ternyata menu-menunya lumayan unik lho. Basically sih olahan bebek dan ayam goreng, tapi dengan beberapa macam cara masak dan penyajian. Yang paling menarik perhatian kami adalah Nasi Ayam Remuk, yang nampaknya masih sepupuan dengan ayam penyet ataupun ayam gepeng. *tiba-tiba terlintas hasrat untuk membuka resto baru yang namanya Ayam Tabok/Bacok*
Anway, ayamnya disuwir-suwir dulu baru digoreng supaya lebih garing. Personal preference untuk menu ‘remuk’ ini sih ayamnya, karena kalo tekstur bebek yang diremuk rasa-rasanya agak kenyal. Lalu kami juga memesan Nasi Bebek Paha Sambal Ijo *kebayang ga sih sexynya paha bebek dilumuri sambal!*
Sesuai namanya, menu ini adalah bebek goreng original yang di-topping dengan sambal hijau, yang lumayan pedes dan gurih tapi sayangnya agak berminyak. Sayur lalapan pelengkapnya juga terbilang lebih celit dibandingkan ayam penyet pada umumnya. Extra lalapan, tahu dan tempe dijual dengan harga terpisah.
Next, kami juga memesan nasi Bebek Sangan yang terbilang unik baik rasa maupun cara memasaknya. Rasa sambelnya rada asem dengan bebauan rempah yang khas, it’s either you love it or hate it to the grave. Awalnya kami sempat mengira sambelnya dicampur dengan semacam tuak, tapi Si Mbak menjelaskan kalo bahan-bahan sambelnya itu dibakar dulu sebelum diulek, dan bebeknya digoreng dengan wajan spesial.
Selang beberapa minggu, saya kembali lagi dengan rombongan anak-anak kantor (belasan orang) karena ketagihan dengan Ayam remuknya. Sayangnya kali ini agak mengecewakan. Mungkin karena rame, jadi ayam dan bebek digoreng tanpa sempat mengganti minyak di wajan sehingga beberapa pesanan terakhir ayam/bebeknya kenyal, lengket dan berminyak