Warung Tekko, Komp Multatuli
Tak terasa udah 2 taon lebih sejak kami dibingungkan oleh keberadaan warung Tekko dan warung Lekko. Nah, kami putuskan review yang lama dibuang dan kali ini yang akan kami review ialah warung Tekko yang berada di komp Multatuli Indah, seberang Renjiro dan beberapa ruko dari B’Cafe yang pernah kami review juga beberapa saat lalu.
Namanya doank sih warung, ini mah warung gaul, pake AC dan wifi, pelayannya berseragam. Interior lantai 1 yang non smoking ini kesannya luas karena merupakan gabungan 2 ruko. Dengan meja dan bangku panjang yang terbuat dari kayu mendominasi resto ini, ditambah ornamen lampu dari bahan dasar bambu membuat resto ini terkesan tradisional. Ada juga beberapa bingkai potret foto selebriti yang terpampang di dinding, namun ternyata cabang Jakarta yang dikunjungi. Yang kami keluh ialah ketika duduk kelamaan dan tidak dapat bersandar di bangku, ouch… the back hurts.
Resto ini juga menyediakan beberapa meja dan area smoking di lantai 2, tetapi hati-hati melangkah di tangga yang sedikit licin dan berminyak, mungkin karena dapur berada di lantai 2.
Down to the foods, here’s what we had.
The signature dish, iga bakar saus kacang Warung Tekko. Resto ini mengandalkan iga sebagai menu specialty mereka. Ada beberapa macam iga bakar dan goreng, tapi katanya sih saus kacang ini merupakan best seller, and we agree. Tidak terlalu gosong, namun aroma bakarnya tercium dengan bumbu kacang yang tidak terlalu manis, indeed you shouldn’t miss this one.
Ayam penyet, menu wajib di ‘warung’, yah termasuklah disini. Cuman…presentasinya lebih menarik, saosnya berada di piring dan ayamnya langsung tidur di atasnya. Soal rasa, ayam gorengnya standar dengan saos cabe yang tidak terlalu pedas namun sedikit asam, mungkin kebanyakan tomat hari itu.
Mee Jawa sih menu baru katanya, nah.. kemarin keknya ada yang sempat nanya di Medan bisa nyari mie Jawa dimana, sepertinya tempat ini sudah menjawabnya. Kita ga tau persis rasa asli mie Jawa itu gimana, tapi kalo disini rasanya agak pedas, mienya digoreng bersamaan dengan telur, dan nantinya bakal ada telur mata sapi lagi diatasnya.
Pindang Gurami ini salah satu menu baru juga, which is ‘half baked’ menurut kami. Rasanya seperti masakan saos ala asam manis, minus the tepung kanji, and half tom yam. Potongan daging gurami yang digoreng sih fresh, hanya saja karakter supnya yang unik namun belum menemukan jati diri :p
Nah, garang Asam ini patut dapet jempol. Bobby loved it, sekilas sih mirip sup buntut, tetapi sesuai namanya, kuah ini asam, but not so strong. Cocok dijadikan pendamping untuk ngebasahin nasi.
Overall, Warung Tekko ini boleh dianggap sebuah warung modern, dimana interiornya tetap mempertahankan konsep tradisional, dari pemakaian ornamen, meja kursi, plating sampai jenis makanannya, namun membuatnya sedikit berkelas dengan dibarengi fasilitas wi-fi dan AC, tentunya fasilitas tersebut juga dibarengi dengan harga tidak murah, namun seimbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar